Cara Agar Baterai Laptop Awet

Tersebar isu di masyarakat, entah sejak kapan dan darimana awalnya saya tidak tahu (jadi jangan tanya saya asal usulnya :-), bahwa cara agar baterai laptop awet, menggunakannya adalah dengan mencharge saat kapasitas baterai belum sampai 0% (sekira 10% ~ 20%) dan langsung copot charger sesaat setelah proses charging mencapai 100%. Jangan kelamaan di posisi 100% agar baterai tidak kembung dan aus.

Hampir semua hasil pencarian google dengan kata kunci “cara agar baterai laptop awet”, menyarankan seperti ini. Coba saja gugling!

Parahnya, banyak sekali teknisi yang menyarankan kepada para pelanggannya, untuk juga mempraktekkan cara seperti ini.

Benarkah cara agar baterai laptop awet demikian?

Sebelum kita tarik kesimpulan, mari kita bahas bersama-sama terlebih dahulu faktor-faktor yang berkaitan dengan keawetan baterai & keawetan laptop.

Kenapa juga ada pembahasa keawetan laptop? Karena ada salah satu cara agar baterai laptop awet, namun mengorbankan keawetan laptop. :)

Ingat yaa! KITA BAHAS BERSAMA-SAMA! Jangan pasif. Aktif di komentar dan kasih saya masukan ketika pemahaman rekan ada yang berbeda dengan saya, agar pengetahuan kita sama-sama berkembang. Tidak hanya saya saja yang menyampaikan pikiran. Tidak adil! :)

Pertama, mari kita koleksi informasi dari sebuah program pembaca data di baterai. Pilih informasi yang berkaitan dengan keawetan baterai.

Simak baik-baik skrinsot berikut! Disimak yang serius lho yaa! Pelototin!

Iya, terus pelototin! :)

Agar Baterai Laptop Awet

Pembaca Data Baterai (Agar Baterai Laptop Awet)

Sudah?

Coba sebutkan informasi apa saja terkait keawetan baterai!? :)

Saya sendiri mendapat 2 informasi yang terkait keawetan baterai, yaitu:

  1. FullChargeCapacity.
    Artinya, kapasitas maksimal tenaga baterai ketika dicharge full. Kapasitas ini merupakan akumulasi dari kapasitas tiap cell baterai.
    Sifat kapasitas baterai kian lama kian turun seiring dengan pemakaian baterai, istilahnya AUS.
    Tidak perlu heran. Memang begini resiko semua peralatan elektronika! Tidak hanya baterai. SEMUA PERANGKAT ELEKTRONIKA semakin lama pasti semakin aus.
    Akibat dari FullChageCapacity baterai berkurang adalah durasi pemakaian laptop yang kian cepat ketika menggunakan baterai saja tanpa adaptor. Sesaat setelah beli laptop baru, durasi pemakaian laptop bisa sampai 4~6 jam, ketika kapasitas tenaga baterai berkurang, pemakaian maksimal tinggal 2 jam saja.
    Satu baterai laptop, biasanya berisi 4 ~ 8 cell (lebih sering berjumlah 6 cell).
    Saat FullChargeCapacity berkurang, apakah semua cell pada baterai tersebut aus? Belum tentu! Bisa satu, dua, tiga, ataupun semuanya aus. Kalau yang aus satu atau dua, apakah jika diganti cell baru akan menambah FullChargeCapacity? Iya! Kapasitas baterai akan bertambah kembali. Permasalahannya adalah cara mengganti cell baterai tersebut yang sulit.
    Kesing baterai jaman sekarang sangat rapuh dibanding kesing baterai 4 tahun kebelakang.
    Kesing jaman sekarang, ketika akan dibuka, maka akan coel (mohon maaf saya kurang tahu bahasa Indonesia dari Coel :-).
    Berbeda dengan kesing baterai jaman dulu. Dioles sedikit “cairan” pada sambungan antar kesing depan dan belakang, ditunggu sebentar dan dibongkar, maka kesing baterai akan terpisah tanpa ada yang coel. Juga teknisi yang membuka jasa servis baterai jarang sekali.Ngomong-ngomong, adakah yang masih belum tahu apa itu cell baterai? Saya tunjukkan yaa!
    Cell baterai berbentuk seperti gambar berikut.

    Cell Baterai Laptop

    Cell Baterai Laptop

     

  2. CycleCount.
    Adalah jumlah rotasi pemakaian baterai yang cara menghitungnya berdasarkan jumlah proses charging.
    Semakin sering dicharging, CycleCount akan semakin bertambah.
    Mohon maaf, saya belum dapat referensi valid tentang penambahan CycleCount mulai terhitung dari berapa persen sampai berapa persen kondisi baterai dicolok adaptor.
    Apakah jika posisi baterai 80% atau kurang, dicolok adaptor akan menambah CycleCount?
    Ataukah ketika posisi baterai 90% kebawah, sudah mulai terhitung CycleCount?
    Wallahu’alam..
    Mohon infonya bagi master yang mengetahui. :)CycleCount punya batasan maksimal yang diprogram oleh produsen baterai. Data CycleCount disimpan pada Eprom didalam baterai, bukan di laptop.
    Apabila CycleCount sudah pada posisi hitungan maksimal, maka sirkuit elektronika di dalam baterai akan berhenti bekerja, yang biasa disebut dengan istilah CONSIDER, walaupun semua cell baterai masih sehat.Rugi kan?
    Seperti halnya printer Epson dan Canon. Kedua produsen printer tersebut memprogram setiap printernya dengan jumlah maksimal CyclePrint tertentu. CyclePrint akan bertambah setiap printer digunakan nge-Print.
    Setelah bilangan maksimal CyclePrint terlampau, maka printer akan mati dan tidak bisa digunakan, sehingga harus dibuang dan beli lagi yang baru!Namun, masyarakat tidak terlalu bodoh-bodoh amat. Ada saja pahlawannya. :)
    Beredarlah para cracker yang baik hati (menurut golongan seperti teman-teman sekalian :-), dan para penjahat (menurut produsen printer & penjual printer :-), yang bisa membuat aplikasi untuk mereset CyclePrint sehingga printer bisa digunakan kembali, tanpa membeli printer lagi. :D
    Begitu juga dengan baterai.
    Ada aplikasi yang dapat mereset CycleCount Baterai. Namun ilmu ini masih tersimpan rapat di kotak harta karun, belum tersebar ke antah berantah jagat perteknisian Indonesia. Jadi, usaha untuk mereset baterai laptop masih lumayan susah.
    Kursus Service Laptop

KESIMPULAN
Dapat kita tarik beberapa kesimpulan tentang “cara agar baterai laptop awet”.
Berikut uraiannya:

Semenjak membeli laptop, baterai disimpan dan diletakkan di lemari. Tidak usah dipakai sehingga tidak mengurangi FullChargeCapacity secara signifikan dan tidak akan menambah CycleCount sama sekali. Kerusakan paling parah adalah tegangan baterai yang drop, dan ini bisa kita betulkan menggunakan modul pada postingan saya sebelumnya, pada link ini –> https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=147153025802332&id=100015229053556&pnref=story

Namun, cara penggunaan laptop seperti ini mempunyai efek yang sangat berbahaya dan lebih merugikan dibanding niat awal menghemat biaya agar tidak cepat membeli baterai.

Kenapa?

Karena jika laptop hanya memakai adaptor saat dinyalakan, tiba-tiba listrik mati. Apa yang akan terjadi? Ya jelas lah laptop ikut mati. Hanya begitu saja?

Tidak! Jika laptop mati mendadak, maka akan menimbulkan resiko serangan jantung.. Hehe.. (maaf.. jadi mulai ngelantur karena ngantuk)..

Jika laptop mati mendadak, maka ada resiko:
– Software crash.
– Harddisk Bad Sector.
Sedang kenceng-kencengnya hdd berputar, tiba-tiba berhenti paksa. Ada kemungkinan jarum pembaca sector menggores piringan. Akibatnya bad sector dan data jadi rusak.
– Motherboard laptop malfungsi karena ada floating voltage, maupun kemungkinan kerusakan lainnya.

Jadi, cara penggunaan pertama ini sangat tidak dianjurkan.

Niat ngirit agar tidak cepat beli baterai baru, malah ngorot yang didapat karena laptop atau data penting rusak.

Menggunakan laptop seperti awal artikel di atas, yaitu mencharge ketika kapasitas baterai belum sampai 0% (sekira 10% ~ 20%), dan segera dicabut ketika sudah keluar. Ups.. tambah ngelantur.. :D

Maaf.. maaf..

Maksud saya segera dicabut ketika kapasitas sudah 100%.

Rekan-rekan sudah bisa menebak kan bagaimana pengaruhnya perlakuan terhadap baterai seperti ini?

Ya. Umur baterai tidak akan lama karena CycleCount akan terus bertambah, hingga sampai klimaks (Jangan parno. Maksudnya jika sudah maksimal :-) membuat baterai consider dan tidak bisa digunakan lagi.

Menggunakan laptop dengan cara mencolok adaptor terus menerus tanpa dicopot apabila ada sumber tegangan, walaupun kapasitas charging sudah menunjukkan 100%, dan mencopot adaptor ketika akan menggunakan laptop pada situasi yang sangat genting, penting, bin gawat darurat, dan itupun tidak ada sumber listrik. ^_^

Cara inilah yang menurut saya paling tepat untuk menghemat umur baterai, karena tidak menambah CycleCount.

Banyak yang bertanya dengan satu pertanyaan sama terkait kesimpulan cara perlakuan baterai seperti ini, yaitu:

Apakah malah tidak merusak baterai jika dicolok terus menerus?

Jawaban saya:

“Tentu tidak! Kan saya beri combantrin.” :)

Hehe..

Becanda lagi yaa!? Biar kantuknya bisa keganjel. Sebentar lagi selesai nulis artikelnya kok.

Perlakuan baterai dengan cara seperti ini tidak akan merusak baterai karena rangkaian charging laptop ada smart system-nya.

Pengontrol baterai laptop (nama komponennya EC/SIO/KBC), tidak akan memerintah rangkaian charging untuk bekerja ketika kapasitas baterai sudah full.

Laptop akan menggunakan sumber daya dari adaptor secara penuh dan membiarkan baterai ber-istirahat, tiduran, atau duduk-duduk sambil minum kopi agar melek terus dan langsung sigap menyalurkan tegangannya ketika adaptor dilepas, sehingga laptop tetap hidup.

Bagi rekan pemula yang baru dengar tentang teknologi charging laptop ini mohon bersabar. Doakan saya agar selalu berkesempatan dan ikhlas bisa menulis artikel-artikel tentang tehnik perbaikan laptop lainnya. InSya Allah tulisan saya akan sampai pada pembahasan rangkaian charging laptop, dan jauh lebih dalam lagi mengupas tuntas ilmu perbaikan laptop. Sekarang pura-pura faham saja dulu. Oke? :)

Demikian artikel bagaimana cara agar baterai laptop awet dan tidak cepat rusak.

Mohon diralat jika ada yang salah & semoga bermanfaat. :)

* Boleh share asal tidak copas. Terimakasih.
* Catatan lainnya bisa dilihat di link berikut –> https://www.facebook.com/profile.php?id=100015229053556&lst=100015229053556%3A100015229053556%3A1488715195&sk=notes

By: YuSOFT

—————————————
Klik disini –> kursus teknisi laptop

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *